Pembangunan TPT di Desa Malo Bojonegoro Tuai Sorotan, Warga Nilai Dikerjakan Asal Jadi

News Bojonegoro – Proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun Malo, RT 05 RW 04, Desa Malo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, menuai sorotan dan pertanyaan dari warga. Pekerjaan konstruksi sepanjang 235 meter tersebut bersumber dari Bantuan Keuangan (BK) Provinsi Jawa Timur sesuai SK Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/589/KPTS/13/2024, dengan nilai anggaran sebesar Rp300 juta. Proyek ini dikelola oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur untuk pelaksanaan tahun 2024.

Sejumlah warga menilai pengerjaan proyek terkesan tidak serius dan kurang memperhatikan kualitas. Seorang warga RT 05 RW 04 yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kekecewaannya terhadap hasil pekerjaan yang dinilai tidak rapi dan tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

“Pengecorannya kurang simetris, dan terlihat jelas seperti dikerjakan asal jadi. Panjangnya pun tidak sesuai dengan yang direncanakan,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Malo Sujito memberikan klarifikasi bahwa pekerjaan TPT tersebut memang belum rampung sepenuhnya karena terkendala waktu pelaksanaan yang bertepatan dengan bulan Suro, yang oleh masyarakat setempat dianggap kurang tepat untuk memulai pekerjaan di lokasi umum, terutama di sekitar area makam.

“Karena bertepatan dengan bulan Suro, maka pekerjaan kami tunda dulu. Kami menghindari hari-hari besar Islam. Ini juga tempat umum, dekat area makam. Nanti para relawan akan melanjutkan. Untuk tanah uruknya, kami ambilkan dari kebun warga sekitar atau dari gundukan-gundukan tanah,” jelasnya sambil menunjuk lokasi kebun di sisi makam.

Ia menambahkan, penundaan inilah yang kemungkinan menimbulkan kesan negatif dari masyarakat.

“Awalnya memang terkesan kurang rapi. Untuk mengejar panjang yang direncanakan, sementara kami belum lakukan penimbunan (urukan),” terang Sujito.

Nampak TPT belum di timbuh

Terkait panjang TPT yang dinilai belum sesuai, Kepala Desa Malo juga membenarkan bahwa target awalnya adalah hingga area Sendang Putri.

“Panjang idealnya sampai di Sendang Putri. Tapi karena lokasi ini jauh dari permukiman dan merupakan area cagar budaya, kami prioritaskan perawatan tanpa membahayakan keselamatan,” tambahnya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *