News Bojonegoro – Beredar di media sosial pernyataan dari Ketua Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) Kabupaten Bojonegoro, Prasetya Jibril Wijaya (Gus Jibril), yang mengklaim keberhasilan aksi penolakan terhadap kehadiran Habib Syech Abdul Qodir Assegaf pada 16 Mei 2025. Klaim ini didasarkan pada hujan deras yang mengguyur lokasi acara dan ketidakhadiran pejabat Forkopimda Kabupaten Bojonegoro.
Dalam unggahan tersebut, Ketua PWI-LS menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sholat istisqa dan doa bersama untuk memohon hujan. Hujan deras, disertai angin dan petir, menurut Prasetya, turun setelah Habib Syech menyanyikan dua lagu shalawat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada warga Bojonegoro yang memilih berdzikir di rumah dan tidak menghadiri acara tersebut, menambahkan bahwa sebagian besar yang hadir berasal dari luar daerah. Ketidakhadiran tokoh penting Bojonegoro juga diapresiasi.
Prasetya menyerukan soliditas anggota dan penyebaran informasi bahwa para habaib bukan keturunan langsung Rasulullah SAW, berdasarkan berbagai kitab nasab dan kajian sejarah. Ia menegaskan perlawanan terhadap klaim keturunan palsu dan ajaran yang dianggap menyimpang dari syariat dan akidah Islam. Perjuangan ini, menurut Prasetya, ditujukan untuk generasi mendatang, menjaga marwah Islam, Rasulullah SAW, para kyai, dan keutuhan NKRI.
Klarifikasi awak media kepada PWI-LS Bojonegoro tentang unggahan tersebut direspons oleh Ketua Tim Hukum PWI-LS Bojonegoro, Ainun Na’im. Ia membenarkan bahwa video tersebut adalah unggahan resmi dari PWI-LS Bojonegoro. Ia menjelaskan bahwa meskipun mereka tahu siapa yang dihadapi, mereka yakin bahwa acara tersebut tidak diridhoi oleh Allah. “Jika Habib-habib benar-benar keturunan Nabi, acara tersebut akan berjalan lancar tanpa hambatan,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa ketika acara dimulai dan hujan turun, Habib Hanib dan yang lainnya terlihat berdoa untuk menghentikan hujan, namun Allah tetap menurunkan hujan yang sangat deras disertai petir dan angin. “Jika lahir diabaikan, proses yang kami lakukan sesuai prosedur tidak ditanggapi, ya kita minta pada Sang Khaliq lah seperti yang kami sampaikan kemarin. Cara lain tanpa melanggar hukum, kami berdoa,” tambahnya.
Ainun Na’im melanjutkan, “Kalau kegiatan ini benar dan diridhoi oleh-Mu, maka lancarkanlah, ya Allah. Tapi jika acara itu tidak Engkau ridhoi, maka turunkanlah hujan yang deras agar acara tidak berlanjut sebagaimana mestinya. Biar hal ini dijadikan sebagai pengingat untuk kita semua, orang-orang yang mau berpikir.” Pungkasnya.





























































